"Apa yang kau genggam, Nak?""Uhmm..ini benda kesayanganku, Bapa""Boleh..aku memintanya?"
*aku mendekap erat benda kesayanganku*"Mari Nak, berikan kepada-KU.."*aku mendekapnya semakin erat dan aku memberikannya dengan sedikit meneteskan air mata**Bapa menyejajarkan wajah-NYA dengan wajahku..meletakkan benda kesayanganku disampingnya..mendekapku penuh kehangatan..dan menghapus air mataku*"Nak..AKU tahu ini benda kesayanganmu..bukankah itu benda pemberian-KU? Apakah tak cukup waktu yang sudah kamu berikan untuk benda kesayanganmu itu? AKU rindu padamu..sangat rindu..AKU ingin tertawa bersamamu..AKU ingin mendengar celotehmu..AKU ingin mendengar nyanyianmu..bahkan AKU senang saat AKU harus bernegosiasi denganmu.."*Bapa menatapku dengan penuh kasih dan rindu*"Maafkan aku Bapa..ternyata aku terlalu menyayangi benda ini..benda yang awalnya KAU berikan dengan maksud baik..ternyata benda ini membuat waktuku bercakap dengan-MU hilang.."*Bapa tersenyum dan kembali memelukku hangat*
Hhhh..begitulah
kira-kira percakapan gue sama Bapa saat gue harus kehilangan sesuatu
yang gue cinta. Sedih..nyesek..sakit..ada sukacita juga, semua campur
jadi satu. Kedua kalinya gue bernegosiasi dengan Tuhan untuk
mempertahankan apa yang gue cinta. Yang pertama, Mama..yang kedua,
Canon..anjing kesayangan gue..anjing kesayangan Tuhan juga pastinya.
Semudah
itu bernegosiasi sama Tuhan?? pastinya enggak. Kuncinya satu, terus
merendahkan diri. Gue menyebutnya sebagai "merengek"..ga berhenti gue
merengek ke Tuhan untuk membalik keadaan seperti yang gue
mau..iyaa..yang gue mau. Egois ya gue?? hahaha..ya gitu deh..
Entah
udah berapa lama gue udah ga "berhubungan intim" sama
Tuhan..nyanyi-nyanyi buat Tuhan, ngobrol berjam-jam sama Tuhan,
ketawa-ketawa bareng Tuhan.
Masalah
yang dateng ke hidup gue, gue anggep sebagai ungkapan kangennya Tuhan
buat gue. Tampak egois ya Tuhan?? mungkin begitu dimata kita..
Tapi
coba inget lagi, gimana cinta Tuhan yang begitu bebasnya. Kita bebas
ngelakuin apapun yang kita mau, sekalipun dalam hati-NYA terluka melihat
apa yang kita lakuin dan pastinya dengan segala konsekuensi
dibelakangnya. Tuhan memang pengen kita selalu didekat-NYA tapi Tuhan ga
mau mengekang kita dengan cinta egoisnya. Semua ada masanya..semua ada
waktunya..ada waktunya untuk Tuhan membiarkan kita berlari-larian dengan
segala kesenangan kita..ada waktunya untuk kita bersembunyi dari
kejaran Tuhan..dan ada waktunya untuk Tuhan menemukan, menangkap bahkan
memeluk kita..
Rasanya
pengen punya cinta seperti cintanya Tuhan. Cinta yang
membebaskan..cinta yang rela terluka untuk melihat orang yang kita cinta
bahagia..cinta yang bisa menempatkan diri, kapan harus mengijinkan dan
kapan harus melarang. Rasanya pengen bisa dengan rela memahami maksud Tuhan saat Tuhan mengambil "benda kesayangan" kita..dan memahami bahwa saat Tuhan mengambilnya bukan karena maksud jahat. Ah..gue terlalu egois mencintai benda-benda pemberian Tuhan..gue menggenggam terlalu erat..sekalipun gue sadar, genggaman gue yang terlalu erat pasti melelahkan dan pastinya meninggalkan bekas luka..
Kehilangan
Mama..kehilangan Canon..bikin gue makin belajar, apa dan siapa yang
harus didahulukan, sesuatu yang kita cinta atau Tuhan..belajar
mengontrol rasa cinta untuk sesuatu yang fana..belajar memahami apa yang
Tuhan mau..dan pastinya belajar untuk membuang jauh CINTA YANG EGOIS..
Titip Mama sama Canon ya Tuhan..sampaikan salam rindu dari dunia..
0 comments:
Posting Komentar